Sabtu, 29 Februari 2020

Khalid ibnul Walid 'Pedang Allah' yang Tak Terkalahkan

Share & Comment

Siapakah Dia ?
    Dia bernama Khalid ibnul Walid bin Mughirah bin Abdullah bin Umair bin Makhzum. Ia dijuluki saifullah (pedang Allah). Ia seorang pahlawan islam, panglima para mujahid, dan pemimpin pasukan yang selalu dibantu Allah SWT. Ia tak pernah terkalahkan baik di masa jahiliah maupun setelah Islam. Ia memiliki ide-ide yang cemerlang, keperkasaan yang tiada tara, dan taktik yang jitu. Ia termasuk salah seorang juru tulis Rasulullah saw.. Gelarnya adalah Abu Sulaiman.

Ayahnya
    Ayahnya bergelar 'Abdu Syams. Ia salah seorang hakim di kalangan bangsa Arab pada masa jahiliah. Ia juga salah seorang pemimpin terkemuka suku Quraisy. Kekayaan yang dimilikinya sangat banyak sampai seluruh suku Quraisy mesti berkumpul untuk membungkus Ka'bah dengan kiswah sementara ia cukup sendirian saja melakukannya. Ia termasuk orang yang mengharamkan khamar di masa jahiliah. Ia sempat bertemu dengan masa Islam pada saat berusia sangat lanjut. Akan tetapi ia memusuhi Islam dan menentang dakwahnya sampai ia meninggal tiga bulan setelah hijrah.

Ibunya
     Ibunya bernama 'Asma' atau yang dikenal dengan Lubabah kecil; putri al-Harits bin Harb al-Hilailah. Ia adalah saudari Lubabah bsar; istri Abbas bin Abdul Muthalib. Keduanya merupakan saudari Maimunah bintil Harits; istri Nabi saw..
     Khalid ibnul Walid adalah seorang penunggang kuda yang tangguh dan pahlawan suku Quraisy. Ia terjun dalam perang Badar, Perang Uhud dan Perang Khandak di barisan kaum musyrikin. Kemudian, ketika Allah SWT menginginkan kebaikan untuknya, Allah SWT memasukkan rasa cinta Islam ke dalam hatinya.
     Khalid ibnul Walid telah mengikuti berbagai peperangan. Tak sejengkal pun bagian tubuhnya melainkan di sana terdapat "cap" syuhada. Ia pernah berkata, "Malam di kala aku dihadiahi seorang pengantin atau aku diberi kabar gembira dengan kelahiran anakku tidaklah aku sukai daripada malam yang sangat dingin dalam barisan pasukan kaum Muhajirin di saat paginya aku akan berhadapan dengan musuh.

Walid Mengajaknya Masuk Islam
      Rasulullah saw. masuk kota mekah dalam rangkaian umrah qadha'. Ikut bersama Rasulullah, al-Walid ibnul Walid - saudara Khalid ibnul Walid- yang telah lebih dahulu masuk Islam daripada Khalid.
      Walid mencari-cari saudaranya, khalid, tetapi tidak menemukan. Ia pun menulis sepucuk surat kepada saudaranya.
      "Bismillahirahmanirrahim. Amma ba'd. Sesungguhnya aku tak menemukan sesuatu yang lebih mengherankan daripada jauhnya pikiranmu dari Islam. Engkau seseorang yang cerdas. Tak seorangpun yang tidak mengenal agama seperti Islam. Aku pernah ditanya suatu kali oleh Rasulullah saw. tentang dirimu. Beliau bertanya,
  اَيْنَ خَالِدٌ ؟
'Mana Khalid?'
Aku menjawab,'Semoga Allah menunjukinya'.
Beliau bersabda lagi,
  مِثْلُهُ جُهِّلَ الأِسْلَامَ؟ وَلَوْكَانَ جَعَلَ نِكَايَتَهُ وَجَدَّهُ مَعَ الْمُسْلِمِيْنَ كَانَ خَيْرًا لَهُ وَلَقَدْ مَنَاهُ عَلَى غَيْرِه
' Orang seperti Khalid tidak mengenal Islam ? Andaikan ia gunakan kehebatan dan ketangguhannya yang selama ini ia gunakna untuk yang lain bersama kaum muslimin, tentu akan lebih baik baginya'.
        Bergegaslah wahai saudaraku untuk menjemput peluang-peluang kebaikan yang sempat luput darimu."

Kisah Islamnya
      Khalid ibnul Walid menerima surat dari saudaranya. Surat itu dibacanya dengan seksama. Ia sangat gembira mengetahui bahwa Rasulullah saw. pernah bertanya tentang dirinya. Hal itu semakin mendorongnya untuk masuk Islam. Akhirnya Khalid mengarahkan jiwa dan nuraninya pada agama baru yang setiap hari benderanya semakin naik dan berkibar. Cahaya keyakinan pun mulai berkilau di hatinya yang suci. Ia berkata, "Demi Allah, sungguh jalan inilah yang lurus. Sesungguhnya dia (Muhammad) memang benar-benar seorang rasul. Sampai kapan ? Demi Allah aku harus segera menemuinya untuk mengutarakan keislamanku."
       Pada malam itu Khalid bermimpi seperti di sebuah daerah sempit dan gersang. Tak ada tanaman dan tak ada air. Kemudian ia pergi menuju daerah yang hijau dan luas. Setelah bangun, Khalid berkata dalam hati, "Sungguh ini sebuah mimpi yang baik."
       Khalid keluar dari rumahnya. Ia sudah bertekad untuk menemui Rasulullah saw.. Mimpi yang ia alami semalam terus melekat dalam pikirannya dan seolah-olah berada di depan kedua matanya. Ia mencari seseorang yang bisa menemaninya menemui Rasulullah saw.. Di tengah jalan ia bertemu dengan Shafwan bin Umayyah. Khalid berkata pada Shafwan,"Wahai Abu Wahb, tidakkah engkau perhatikan kondisi kita? kita ibarat gigi geraham semntara Muhammad telah menguasai bangsa Arab dan non Arab. Kalau kita datang menemui Muhammad lalu kita ikuti langkahnya, niscaya kemuliaan Muhammad juga kemuliaan kita."
     Shafwan bin Umayyah sangat enggan menerima ajakan Khalid. Ia berkata,"Andaikan tak ada lagi yang tersisa selain diriku sendiri, sungguh aku tak akan pernah mengikuti selama-lamanya."
      Akhirnya Khalid ibnul Walid meninggalkan Shafwan bin Umayyah. Ia berkata dalam hati,"Orang ini, saudara dan bapaknya terbunuh di Perang Badar."
         




Labels:

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © SDIT Mutiara Insani | Designed By TemplatePixel - Published By Gooyaabi Templates | Powered By Blogger